ARTIKEL :
Etika Dan Moral Perencanaan Dalam
Pandangan Islam
Sebelum
membahas mengenai etika dan moral perencanaan dalam pandangan islam, maka
terlebih dahulu kita membahas mengenai :
1. Apa itu perencanaan dan perencanaan?
2. Apa itu etika dan moral?
3. Hubungan etika dan moral dengan perencanaan, serta bagaimana
pendangan Islam mengenai etika dan moral perencanaan yang berkaitan dengan tata
ruang?
Menurut saya,
1. Perencanaan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
sadar, terorganisasi, dan terus – menerus dilakukan guna memilih alternative
terbaik dari sejumlah alternative untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan
memperhatikan berbagai macam factor, baik itu factor pembatas internal, maupun
pembatas eksternal. Karena begitu banyak pilihan yang dihadapi. Maka
perencanaan itu harus bersifat interdisiplinier, artinya seorang perencana
harus memiliki / mengetahui, dan mengerti banyak ilmu. Perencanaan itu sendiri
harus memiliki pembatasan waktu, artinya rencana yang dibuat kedepannya sampai
tahun berapa, karena zaman yang terus berganti dan roda kehidupan terus
berputar maka sebuah dokumen perencanaan
misalnya harus direvisi tiap 5 tahunnya.
Sedangkan perencana, merupakan orang yang terdiri dalam sebuah kelompok atau
tergabung dalam sebuah sistem yang mengatur dirinya dan kelompoknya untuk
melakukan suatu perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Kerena pada dasarnya
perencanaan itu muncul sebab kompleksitas dalam kehidupan manusia di dunia ini
semakin meningkat, yang sewaktu – wakti pun dapat berubah, kemudian akibatnya
jika tidak ada penangana sebelumnya akibat yang ditimbulkan akan lebih besar
dan lebih rumit. Otomatis akan memerlukan pula berbagai macam ilmu untuk
mengkaji dan menyelesaikan permasalahan yang besar dan rumit tersebut. Oleh
sebab itu perencanaan tidak akan berakhir dan tak akan ada habisnya , sebagaimana
dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT akan menurunkan khalifah di bumi.
Dengan berdasar pada ayat tersebut yang nyatanya manusia itu merupakan makhluk
yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi
ini. Jadi hendaknya sebagai makhluk yang istimewa maka manusia setidaknya
menjaga dan mengelola apa yang ada dimuka bumi ini tanpa membuat kerusakan yang
pada akhirnya akan merugikan hidupnya saat ini dan anak cucunya kelak, maka
dari itu perencanaan akan terus ada ditiap waktu kehidupan demi tercapainya
kesejahteraan untuk umat manusia.
2. Berbicara mengenai etika dan moral. Kata ini sudah tidak
lazim lagi didengar ditelinga kita. Karena tidak terlepas dalam sistem
kehidupan manusia. Etika sebenarnya lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena
itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. Sebab etika itu merupakan tatanan perilaku manusia baik
individu ataupun kelompok masyarakat yang diikat dengan tata nilai tertentu
dalam kelompoknya. Atau dengan kata lain, etika itu murni lahir dari hasil
konstruksi budaya. Sedangkan moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Apabila yang dilakukan
seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di dalam masyarakat
dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu
dinilai mempunyai moral yang baik, begitupun yang sebaliknya. Dan juga moral
itu merupakan produk budaya dan agama.
3. Sebelum hubungan etika dan moral dengan perencanaan, maka
ada yang disebut etika perencanaan. Dimana etika perencanaan merupakan
aksiomatik bahwa keputusan public juga merupakan keputusan etika. Karena
keputusan perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang, baik secara individu
maupun kolektif, mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup sosial dan
lingkungan. Maka adapun hubungan etika dan moral dengan perencanaan adalah
etika dan moral sangat mempengaruhi
hasil perencanaan, dan etika dan moral sangat diperlukan saat keraguan atau
kerancuan diantara beberapa nilai yang ada pada ndividu atau saat terjadi
pertentangan antar nilai individu. Serta etika bukan merupakan jerat untuk
membangun sikap kritis, responsive, dan reflektif yang selalu muncul dalam
perencanaan, namum merupakan tanggungjawab professional. Setelah pembahasan
poin – poin sebelumnya maka selanjutnya
bagaimana pandangan islam terhadap etika dan moral perencanaan. Islam merupakan
salah satu agama yang ada dimuka bumi ini yang meletakan nilai-nilai kemanusia atau hubungan
personal, interpersonal dan masyarakat secara agung dan luhur, tidak ada
perbedaan satu sama lain, sebab kedamaian yang mengikat semua aspek manusia.
Karena Islam yang berakar pada kata “salima” dapat diartikan sebagai
sebuah kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah.
Kedamaian akan hadir, jika manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri kearah
bagaimana memanusiakan manusia dan atau memposisikan dirinya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang bukan saja unik, tapi juga sempurna, namun jika sebaliknya
manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan seiring fitrah, maka janji Tuhan
adzab dan kehinaan akan datang. Sebagaimana pula telah dijelaskan bahwa Allah
SWT menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi yang seyogyanya
mengetahui apa itu penataan ruang. Dan bagaimana perencanaan penataan ruang
yang baik. Penataan ruang dalam rangka menciptakan
ruang yang lebih baik, nyaman, aman dan berkelanjutan maka diperlukan seluruh
pihak turut serta dalam menata ruang, jika tidak seluruh pihak mendukung dan
tidak mengetahui pentingnya penataan ruang maka mustahil akan dapat
merencanakan dan membangun kota menjadi lebih baik, apalagi membangun kota yang
berkelanjutan. Jadi pandangan Islam mengenai etika dan moral perencanaan yang
berkaitan dengan penataan ruang adalah etika dan moral adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga dan
agung yang bukan saja berisikan sikap, perilaku seseorang secara normative, yaitu dalam bentuk hubungan
manusia dengan Tuhan (keimanan kepada ALLah SWT), dan juga merupakan wujud dari hubungan manusia terhadap Tuhan, Manusia dan alam semesta. Etika dan moral
sebagai fitrah akan sangat tergantung pada pemahaman dan pengalaman keberagamaan
seseorang. Maka Islam menganjurkan kepada manusia untuk menjungjung etika dan
moral sebagai fitrah dengan menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan. Etika
dalam islam akan melahirkan cara pandang dan perilaku manusia dalam hubungan
sosial hanya dan untuk mengabdi pada Tuhan, bukan ada pamrih di dalamnya. Dan
disinilah pula etika dan moral itu berperan dalam diri perencana penataan ruang
yang mampu memahami hidup dan menyikapinya dengan bijak dan damai sebagaimana
Islam lahir ke bumi membawa kedamaian untuk semesta (rahmatan lilalamain) begitupun manusia atau seorang perencana
contohnya yang diciptakan untuk menjadi
pemimpin (bisa saja) yang harus mengelola bumi dan isinya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar