Rabu, 20 Februari 2013

Artikel Etika dan Moral Perencanaan


ARTIKEL          :
Etika Dan Moral Perencanaan Dalam Pandangan Islam

Sebelum membahas mengenai etika dan moral perencanaan dalam pandangan islam, maka terlebih dahulu kita membahas mengenai :
1.     Apa itu perencanaan dan perencanaan?
2.    Apa itu etika dan moral?
3.    Hubungan etika dan moral dengan perencanaan, serta bagaimana pendangan Islam mengenai etika dan moral perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang?
Menurut saya,
1.     Perencanaan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terorganisasi, dan terus – menerus dilakukan guna memilih alternative terbaik dari sejumlah alternative untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan berbagai macam factor, baik itu factor pembatas internal, maupun pembatas eksternal. Karena begitu banyak pilihan yang dihadapi. Maka perencanaan itu harus bersifat interdisiplinier, artinya seorang perencana harus memiliki / mengetahui, dan mengerti banyak ilmu. Perencanaan itu sendiri harus memiliki pembatasan waktu, artinya rencana yang dibuat kedepannya sampai tahun berapa, karena zaman yang terus berganti dan roda kehidupan terus berputar maka sebuah dokumen  perencanaan misalnya harus  direvisi tiap 5 tahunnya. Sedangkan perencana, merupakan orang yang terdiri dalam sebuah kelompok atau tergabung dalam sebuah sistem yang mengatur dirinya dan kelompoknya untuk melakukan suatu perubahan untuk menjadi yang lebih baik. Kerena pada dasarnya perencanaan itu muncul sebab kompleksitas dalam kehidupan manusia di dunia ini semakin meningkat, yang sewaktu – wakti pun dapat berubah, kemudian akibatnya jika tidak ada penangana sebelumnya akibat yang ditimbulkan akan lebih besar dan lebih rumit. Otomatis akan memerlukan pula berbagai macam ilmu untuk mengkaji dan menyelesaikan permasalahan yang besar dan rumit tersebut. Oleh sebab itu perencanaan tidak akan berakhir dan tak akan ada habisnya , sebagaimana dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah SWT akan menurunkan khalifah di bumi. Dengan berdasar pada ayat tersebut yang nyatanya manusia itu merupakan makhluk yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Jadi hendaknya sebagai makhluk yang istimewa maka manusia setidaknya menjaga dan mengelola apa yang ada dimuka bumi ini tanpa membuat kerusakan yang pada akhirnya akan merugikan hidupnya saat ini dan anak cucunya kelak, maka dari itu perencanaan akan terus ada ditiap waktu kehidupan demi tercapainya kesejahteraan untuk umat manusia.
2.    Berbicara mengenai etika dan moral. Kata ini sudah tidak lazim lagi didengar ditelinga kita. Karena tidak terlepas dalam sistem kehidupan manusia. Etika sebenarnya lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. Sebab etika itu merupakan tatanan perilaku manusia baik individu ataupun kelompok masyarakat yang diikat dengan tata nilai tertentu dalam kelompoknya. Atau dengan kata lain, etika itu murni lahir dari hasil konstruksi budaya. Sedangkan moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Apabila yang dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di dalam masyarakat dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitupun yang sebaliknya. Dan juga moral itu merupakan produk budaya dan agama.
3.    Sebelum hubungan etika dan moral dengan perencanaan, maka ada yang disebut etika perencanaan. Dimana etika perencanaan merupakan aksiomatik bahwa keputusan public juga merupakan keputusan etika. Karena keputusan perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang, baik secara individu maupun kolektif, mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup sosial dan lingkungan. Maka adapun hubungan etika dan moral dengan perencanaan adalah etika dan moral  sangat mempengaruhi hasil perencanaan, dan etika dan moral sangat diperlukan saat keraguan atau kerancuan diantara beberapa nilai yang ada pada ndividu atau saat terjadi pertentangan antar nilai individu. Serta etika bukan merupakan jerat untuk membangun sikap kritis, responsive, dan reflektif yang selalu muncul dalam perencanaan, namum merupakan tanggungjawab professional. Setelah pembahasan poin – poin sebelumnya  maka selanjutnya bagaimana pandangan islam terhadap etika dan moral perencanaan. Islam merupakan salah satu agama yang ada dimuka bumi ini yang  meletakan nilai-nilai kemanusia atau hubungan personal, interpersonal dan masyarakat secara agung dan luhur, tidak ada perbedaan satu sama lain, sebab kedamaian yang mengikat semua aspek manusia. Karena Islam yang berakar pada kata “salima” dapat diartikan sebagai sebuah kedamaian yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah. Kedamaian akan hadir, jika manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri kearah bagaimana memanusiakan manusia dan atau memposisikan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang bukan saja unik, tapi juga sempurna, namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan seiring fitrah, maka janji Tuhan adzab dan kehinaan akan datang. Sebagaimana pula telah dijelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi yang seyogyanya mengetahui apa itu penataan ruang. Dan bagaimana perencanaan penataan ruang yang baik. Penataan ruang dalam rangka menciptakan ruang yang lebih baik, nyaman, aman dan berkelanjutan maka diperlukan seluruh pihak turut serta dalam menata ruang, jika tidak seluruh pihak mendukung dan tidak mengetahui pentingnya penataan ruang maka  mustahil akan dapat merencanakan dan membangun kota menjadi lebih baik, apalagi membangun kota yang berkelanjutan. Jadi pandangan Islam mengenai etika dan moral perencanaan yang berkaitan dengan penataan ruang adalah etika dan moral adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga dan agung yang bukan saja berisikan sikap, perilaku seseorang  secara normative, yaitu dalam bentuk hubungan manusia dengan Tuhan (keimanan kepada ALLah SWT), dan juga merupakan  wujud dari hubungan manusia terhadap Tuhan,  Manusia dan alam semesta. Etika dan moral sebagai fitrah akan sangat tergantung pada pemahaman dan pengalaman keberagamaan seseorang. Maka Islam menganjurkan kepada manusia untuk menjungjung etika dan moral sebagai fitrah dengan menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan. Etika dalam islam akan melahirkan cara pandang dan perilaku manusia dalam hubungan sosial hanya dan untuk mengabdi pada Tuhan, bukan ada pamrih di dalamnya. Dan disinilah pula etika dan moral itu berperan dalam diri perencana penataan ruang yang mampu memahami hidup dan menyikapinya dengan bijak dan damai sebagaimana Islam lahir ke bumi membawa kedamaian untuk semesta (rahmatan lilalamain) begitupun manusia atau seorang perencana contohnya  yang diciptakan untuk menjadi pemimpin (bisa saja) yang harus mengelola bumi dan isinya dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar