Kamis, 25 April 2013
Deskripsi Kota Beirut Lebanon
Lebanon /
Lubnan (Arab) dapat dikatakan negara multi culture di kawasan
Timur Tengah. Hampir sebagian besar peduduknya merupakan perpaduan keturunan
Arab dan Eropa (khususnya Perancis). Bentuk pemerintahan adalah Republic of Lebanon (Inggris), Al Jumhuriyh Al Lubnaniyah (Arab), Re’publique Libanaise (Perancis), Republik Lebanon (Indonesia).
Ibukotanya adalah Beirut.
Secara
umum berbentuk pegunungan terletak di wilayah Timur Dekat (Near East), di tepi
Timur Laut Mediterania / Laut Tengah. Sebelah Utara dan Timur berbatasan dengan
negara Syria, sebelah Barat menghadap ke Laut Tengah (Mediterranean Sea)
dan Siprus, dan sebelah Selatan dengan Israel. Luas Wilayah 10.452 km
persegi dengan panjang pesisir pantainya sekitar 212 km dan terbagi atas 6
wilayah / propinsi yang sebagian besarnya merupakan daerah perkotaan yaitu :
·
Beirut
·
Mount Lebanon
·
North Lebanon
·
South Lebanon Sidon
·
South
Lebanon Nabatieh
·
Bekaa.
Beirut, ibukota dan pelabuhan utama
Lebanon berasal dari 3000 sebelum Masehi, ketika ia merupakan pelabuhan penting
bagi orang Punisia. Penjajahan Romawi-lah yang pertama kali menarik perhatian
orang kepada Beirut pada tahun 14 sebelum Masehi. Berlokasi diantara bukit
al-Ashrafiyah dan al-Musaytibah, Beirut terletak disebuah lembah yang
terlindung, dimana orang Romawi membangun saluran air bawah tanah untuk memasok
penduduk kota yang terus bertumbuh. Beirut mendapat reputasi untuk sekolah
hukumnya (yang ketiga sepanjang abad ke 6), tetapi mengalami kehancuran
besar-besaran akibat serangkaian gempa bumi yang menyerang dengan cepat, dan
berpuncak pada munculnya gelombang pasang pada tahun 551. Orang-orang Islam,
yang memasuki Beirut pada tahun 635, umumnya hanya menemukan reruntuhan dan
kemudian membangun kembali kota ini secara perlahan-lahan, memungkinkan
berkembangnya sebuah pelabuhan dagang yang menjadi pelabuhan singgah utama di
Siria bagi para sasudagar rempah-rempah Venesia.
Revolusi Industri dan penduduk Mesir
atas Siria pada tahun 1832 menggairahkan kembali peran penting kota itu dalam
perdagangan yang meredup selama pemerintahan Ottoman Para pengungsi Kristen
melarikan diri ke Beirut dari perang saudara di pegunungan – pegunungan Siria,
sementara para misionaris Protestan dari Amerika Serikat, Inggris dan Jerman
menambah jumlah penduduk kota ini. Pada akhir Perang Dunia ke I, yang menandai
jatuhnya kekaisaran Ottoman Turki, Prancis menciptakan Negara Lebanon Besar,
yang menjadi Republik Lebanon pada tahun 1926. Beirut berperan sebagai pusat
perekonomian, sosial, intelektual dan kebudayaan di Timur Tengah antara 1952
hingga 1975. Sebuah pusat pariwisata, salah satu pemimpin perbankan, dan
pelabuhan masuk utama untuk daerah sekitarnya, keberhasilan Beirut hancur
secara tiba-tiba akibat munculnya perang terbuka antara kelompok – kelompok
Islam dan Kristen. Perang Arab-Israel pada tahun 1967 menyeret
organisasi-organisasi, perlawanan Palestina ke Beirut, yang memperoleh repotasi
sebagai markas besar gerakan tersebut. Beirut menjadi wilayah perang yang
dahsyat pada tahun 80′an. Berbagai pasukan milisi lokal, ditambah pasukan
Israel dan milisi PLO (Organisasi Pembebasan Palestina), melaksanakan
peperangan yang keji di Lebanon, mengakibatkan hancurnya sebagian besar Beirut
Barat dan melumpuhkan kota yang pernah begitu hidup.
Dimulai dengan populasi 100.000 jiwa
di tahun 1890, kota ini mengalami pertumbuhan luar biasa (bertambah 10 kali
lipat antara tahun 1930′an hingga 1970′an). Namun dengan terjadinya perang
saudara, jumlah penduduknya merosot hingga hanya mencapai 1,1 juta di tahun
1995.
Langganan:
Postingan (Atom)